Minggu, 23 Agustus 2009

bagiku

bagiku, asa selayak cahaya senja yang mengharap temaran purnama sebagai penerangan, dikegelapan yang di raba-raba, secercah saja, ku pungut dari tiap inci bersama udara malam. bersama kelelawar, bersama hitam, bersama segala yang setia pada malam.

berguling waktu yang semakin aku sendiri, setia di tiapp hembusan nafas. belajar merajuk cinta, mengais-ngais warna, meski dikeheningan, berharap kanvas putihku suci, ketika sejarah kasih sayang mulai tertorehkan, dipeluk zaman, bersama hembusan harapan yang pias.

cantik, kupilih tamanku yang aku suka semerbak melati. ku gelar permadani, dan kutanam lagi bibit yang-bibitnya yang gugur di tanah yang subur. ada yang sembunyi, dibalik cemara yang memaku dan ia terpaku pada putih melatiku.

ku coba kibas-kibas sayapku. tak bisa. biar saja. biar wajah yang tak senang dan tak sedih ini tetaplah begini. biarlah malam berlalu, dan esok ku harap ia tetap setia di taman yang penuh melati itu.