Rabu, 08 Juli 2009

Persahabatan

sebuah istilah yang bagiku begitu elegan. begitulah kebanyakan kita menyebutnya. ada sebuah sesuatu yang berharga untuk kita perjuangakan didalamnya. itulah dia.

berapa kali kita banyak menjalin persahabatan? atas dasar apa kita menjalinnya? dan dengan apa anda mampu mempertahankan? semua dari kita memiliki ceritanya masing-masing.

saya termasuk oraang yang menjujung tinggi nilai-nilai persahabatan. begitulah kiranya. meski saya tidak mampu menjawab pertanyaan.. " apa buktinya?"

membenarkan sebuah pernyataan seorang teman bahwa tidak ada bisnis didalamnya. namun, cinta didalamnya apakah juga tidak mengenal sebuah bayaran atau balasan??

memberi, tidak berharap kembali. mungkin itu prinsip. menjaga perasaan, tidak ingin melukai, kadang menghalalkan sesuatu yang kadang mengganjal, berkorban, mencintai dengan hati, sayang, semua rasa bercampur. ada konflik yang kada akan mengubah warna persahabatan itu sendiri.

ada cerita. demi terus menjaga hubungan persahabatan dengan teman2nya, seorang belia yang sangat menghargai nilai-nilai didalamnya selalu menjaga perasaan sahabat-sahaaabatnya. hingga suatu hari terjadilah. bermaksud ingn menyenangkan sahabatnya, gadis ini kena getahnya. alias sang sahabat tidak suka dengann guyonan yang dimaksudkannya ingin menghibur.

tahukah... gadis ini bingung, mengapa sahabatku ini marah padaku. adakah yang salah??
percakapannya begini.
si gadis: " hey. kenapa sih. bener ya kamu marah sama aku?"
si sohib : sambil sedikit mencibir " ya, aku marah sama kamu."
: " kenapa?"
: "kau mengataiku nobita karna aku berkaca mata."
: " terus?". tentunya ia tidak merasa bersalah
: " aku g suka nobita. dia itu bodoh tahu. disekolah g pernah prestasi dan taunya apa-apa doraemon. pokoknya aku g suka!"
si gadis : " O.. ". si gadis bengong. " Diakan tokoh favourite ku." poloss sekali
si sohib : " pokoknya aku g suka. titik!!!"
si gadis : bingung. " ya udah deh klo g suka." diam sejenak.. " Aku minta maaf."

sepele. tapi akhirnya kata meminta maaf itu terucap. ternyata, gadis ini begitu sayang dengan nilai-nilai persahabatan yang berhasil ia jalin dengan beberapa teman. juga seorang teman, baginya adalah nilai yang sangat mahal untuk dipertahankan.

ternyata, persahatannya yang terjalin dengan ayahnya mengenal kata "bertahan". artinya, tidak akan ia pernah menyakiti manusia paling berharga dalamhidupnya itu.jika hal yang tidak ia sukai dan seharusnya ia dapat menyalahkan ayahnya, ia cukup ke kamar sendiri dan kemudian "gregetan" sendiri dan mengomel-ngomel semaunya. setelah bertatap dengan wajah sang ayah... lumerlah semua kata-kata.

hal itu berulang terjadi dengan banyak sahabat yang ia kenal sepanjang jalan waktu hidupnya. apa saja ketika ia mampu, apa sih yang nggak buat buat kamu... kurang lebih begitu kalimat yang mengalir dari alam bawah sadarnya. ia tambal persahabatan yang pernah retak itu dengan pelan, dengan menyembunyikan wajah malunya dengan mengatakan. " maaf." meski ia tidaklah bersalah. dan demi persahabatan yang harus terus hidup dan terus tertemali erat. hoh.. beratnya. semakin dewasa semakin berat.

dan akhirnya ia terbiasa menelan semua kepahitan yang tercipta oleh semua orang-orang disekitarnya. dan terbiasa tidak mengharapkan cinta dari siapapun yang hidup di sekelilingnya. "asalkan aku bisa memberi, tak apa." dan ketika ia tahu bahwa ia telah menyakiti seseorang dalam hidupnya dan ia tahu bahwa orang itu kesakitan karenanya, ia belum tahu bagaimana cara meminta maaf pada dirinya sendiri.

waktu-pun terus bergulir. semakin tragis rasa-rasa itu. bercampur aduk. mempertahankan diri tanpa mengharapkan kasih sayang dari orang lain, hidup menyepi, namun ingin terus menyenangkan orang-orang yang hidup disekitarnya. maka obor persahabatan itu terus ia ingin kobarkan. dengan semua definisi cinta yang salah kaprah, dan tragedi kasih sayang yang terjadi pada orang yang paling dekat dengannya. akhirnya... ia hanya mampu berdo'a bahwa obor persahabatan yang pernah ia patri dalam olimpiade kehidupannya akan slalu menyala hingga akhir waktunya. semoga...

untuk semua sahabatku... terima kasih telah memberi warna-warna dimensi hidupku

Tidak ada komentar: