Selasa, 25 Maret 2014

senja 2

Meski lelah dan lelah entah dengan pekerjaannya atau dengna dirinya sendiri Lena nampak gontai melangkah dengan tas ransel super besar di punggungnya. Rendra, laki-laki kenamaan yang disanjung bulan itu dengan tegap berjalan di belakang gadisnya. Selalu waspada, waspada menjaga waktu untuk keberangkatan kereta mereka.

Rendra:"Disini dulu, Aku akan menukar kode tiket kita."
Lena :" hm......." Mengangguk.

Gadis ini kembali sibuk dengan tas ransel besar. Ia membuka-buka apakah ia telah membawa semua sajaknya untuk kepindahan mereka berdua di tempat yang baru. Terlalu berat, dan sangat banyak untuk ditanggung.

" Apa yang kau cari?". Suara Rendra tiba-tiba mengagetkannya.
" Tidak, ku pikir aku telah membawa semuanya. Tapi aku memang tidak mampu." Jawab Lena

Rendra menggenggam tangan gadisnya dengan kuat, dan memandang udara yang kosong disekeliling stasiun pemberangkatan mereka.
Rendra: "Tidak apa."

Keduanya diam sejenak. Entah, sebenarnya mereka membicarakan apa.

Rendra :" Biarkan yang lain tetap pada tempatnya. jangan kau ambil dengan paksa. Sakit."
Lena :" Terlambat. Tiba-tiba saja bangunan impianku roboh, bangkainya menerobos lorong waktu yang aku tidak tahu ada apa disana."

Rendra :" Ada aku"
Lena: “Kau?”. Lena memotong. Memandang sinis. “ Mengerti pun tidak. “

Rendra :” Lalu apa artinya kita bersama? Jika kau terus mengundang masa lalumu. Mengundang bayang laki-laki senja itu untuk selalu bertahta dalam hatimu.”
Lena :” Jangan kau teruskan!”

Ada air mata yang mengalir di pelupuknya. Rendra kebingunan. ‘Apakah aku sudah menyakitinya?’, batin Rendra. Lau ia memeluk gadisnya yang semakin sesunggukan. Lena pun pasrah.

Dan Rendra tiba-tiba saja menjadi sangat bodoh.
“ Apa perlu aku mengantarkanmu kembali padanya?”
“ Apa!”. Lena tersentak dan bangkit dari pelukan Rendra.
“ Kau memang gila! Kau tidak mungkin melepasku dan dia tidak mungkin menerima bunga yang sudah layu dan menjadi sampah!” Lena marah, tetapi tidak. Lagi-lagi dia menangis.

Rendra. “ AKu tidak membawakanmu bahagia.”
Lena :” Aku tidak mencari bahagia.”

Hening...

Hening...

Rendra: “ Maka demi Tuhan, berhentilah menangis. Atau aku semakin tersiksa dengan isakanmu itu. Aku sungguh tidak mampu menjadi apa yang engkau inginkan. Dan aku bukan Candra yang mempu menghiasi puisi-puismu dengan bunga. “

Tangis Lena semakin menjadi. Dia sudah lelah menyalahkan dirinya sendiri. Entah berapa air mata yang mesti jatuh untuk membayar semuanya. Tidak ada.

Tragis, beginikah cara mereka dipertemukan?

Lalu keduanya diam. Hanya semilir udara yang menghempas wajah-wajah yang dirundung sendu itu.

Rendra :” Kau satu-satunya wanitaku. Yang sudi memungutku dari gelimang limbah dunia. “
“Kau?...” Lena mengusap air matanya.
“ Ya. Inilah aku. Aku memohon kepadamu, tetaplah denganku. Atau mungkin aku akan berbalik arah dan meninggalkan semua bayang-bayang kita.”

Rendra mengenggam erat gadisnya. Matanya memohon.
“ Kenapa kau baru mengatakannya.?” Tanya lena.
“ Karena aku tidak memiliki waktu untuk mengucapkan cinta. Terlalu mahal yang harus kubayar, dan aku tidak mampu.” Jawab Rendra.

Lalu keduanya kembali diam. Mungkin sibuk dengan hati masing-masing. Bahkan bertanya sebenarnya apa yang terjadi selama ini.

“ Tapi takdir tidak pernah salah Lena. Tidak ada tempat untuk kita pulang ke masa lalu. Tetap berangkatlah denganku. Aku berjanji akan menjagamu.”

Lena semakin erat menggenggam jemari Rendra. Dan tubuhnya terlanjur jatuh dalam pelukan laki-laki itu. Lalu ia menangis, menangis sejadi-jadinya. Beradu dengan bising Logawa yang datang dari Barat.

“ Apakah kita jadi berangkat Lena?” Tanya Rendra ragu.
“ Kau bodoh. Kau rela meninggalkan gadis tanpa nyali ini sendiri?” Jawab Lena sambil tersenyum.

Lalu Rendra semakin erat memeluk gadisnya. Meraih punggung dan mengajak masuk ke dalam kereta. Ia bawakan tas ransel besar yang berisi sajak dari masa lalu. Karena ia sadar, itulah warna gadisnya yang sesungguhnya.

Lalu kereta tua itu berangkat ke timur. Meninggalkan Jogja dengan senjanya. Senja yang sebentar lagi akan ditenggelamkan oleh bulan ...