Jumat, 25 April 2014

Kita adalah kepingan hati yang tercecer
Yang tidak mungkin berharap tuan menemukan bagian yang telah hilang
Kepingan yang tidak pernah menyatu
Karena ia telah berlabuh

Kita adalah kepingan hati yang sendiri
Yang membaca sajak-sajak dari pujangga yang kesepian, cinta yang kandas dan puisi yang karam

Atau mungkin kita adalah sekeping hati yang sekarat
Lalu meminum anggur biru yang memabukkan
Bagaimanakah kita bisa selamat
Sedang kekasih melambai-lambai mengajak kita pulang